A. Pertumbuhan
Penduduk
a. Perkembangan
Penduduk Dunia dengan menggunakan tabel
Perkembangan Penduduk Dunia
Menggunakan Tabel. Kita bisa
lihat tabel dibawah ini yang saya ambil contoh dari tahun – tahun sebelumnya
Perkembangan Penduduk Dunia pada tahun 1950 sampai 2008.
Bisa kita lihat rata – rata setiap
negera penduduknya bisa bertambah hingga 2x lipatnya. Lalu perkembangan penduduk
dunianya bertambah hingga 3x lipatnya. Itu berarti penduduk dunia sangat pesat
pertumbuhannya.
Tabel Perkembangan penduduk dunia
Perkembangan penduduk dunia tahun
1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
b. Penggandaan Penduduk Dunia Dengan
Menggunakan Tabel
Tabel Penggandaan Penduduk Dunia
Tahun
penggandaan
|
Perkiraan
penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Menggunakan
interpolasi linear dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali
lipat atau akan dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik
tolak yang berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan
masing-masing mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya,
pas model pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa
akan ada penggandaan lain dalam abad ini.
c. Faktor – Faktor Demegrafi yang
Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
1. Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen.
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya
angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran.
Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro
mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
2. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang
menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro
natalitas)
d. Rumus Tingkat Kematian yang Kasar
Rumus Tingkat Kematian Kasar
CDR = D/P x K
Ket :
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
e. Rumus Tingkat Kematian yang Khusus
Rumus Tingkat Kematian Khusus
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
f. Angka Kelahiran
Angka kelahiran yaitu angka yang
menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu
satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth
Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
CBR = B/P x K
Ket :
CBR = Crude
Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
K = Bilangan konstan 1000
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
K = Bilangan konstan 1000
Angka kelahiran
ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan
umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
2. Angka kelahiran menurut kelompok
umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
ASFRx = Bx/Pfx x k
Ket :
ASFRx =
Angka kematian menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Bilangan konstan 1000
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Bilangan konstan 1000
X =
Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya dihitung tiap 5 tahun seperti
15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun dan seterusnya
Dengan rumus tersebut kita dapat
mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran. Perlu
diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia
itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
g. Migrasi
Pengertian Migrasi
Secara umum Migrasi adalah
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat
lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara
(migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara)
lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan migrasi secara regional
sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi
penduduk yang tidak merata.
Migrasi salah satu dari tiga
komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya,
kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah.
Macam – Macam Migrasi
Berikut adalah macam-macam migrasi :
1. Migrasi masuk (in migration), yaitu
masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan
2. Migrasi
keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah
asal
3. Migrasi neto (net migration), yaitu
merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
4. Migrasi bruto (gross migration),
yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
5. Migrasi total (total migration),
yaitu seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa hidup dan migrasi
pulang
6. Migrasi internasional (international
migration), yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain
7. Migrasi semasa hidup ((life time
migration), yaitu migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Mereka yang pada waktu
pencacahan sensus bertempat tinggal didaerah yang berbeda dengan daerah tempat
lahirnya
8. Migrasi parsial (partial migration),
yaitu jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari daerah asal atau dari daerah
asal ke satu daerah tujuan
9. Arus migrasi (migration stream),
yaitu jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah
tujuan dalam jangka waktu tertentu
10. Urbanisasi (urbanization), yaitu
bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam didaerah kota yang disebabkan oleh
proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat dari perluasan kota
11. Transmigrasi (transmigration), yaitu
pemindahan dan perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah
lain yang ditetapkan didalam wilayah RI guna kepentingan pembangunan negara
atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang.
Proses Migrasi
1. Dalam memilih daerah tujuan para
imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
2. Kurangnya kesempatan kerja didaerah
asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu alasan
seseorang melakukan mobilitas penduduk
3. Informasi yang positif dari sanak
saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang penting
dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
4. Informasi yang negatif yang dating
ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
5. Makin besar pengaruh daerah
perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
6. Makin tinggi pendapatan seseorang,
makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
7. Seseorang akan memilih daerah tujuan
dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
8. Migrasi masih akan terjadi apabila
di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
9. Orang yang berumur muda dan belum
berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah
berusia lanjut dan berstatus kawin
10. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin
banyak melaksanakan mobilitas penduduk
Akibat Migrasi
1. Akan terjadi pertikaian didalam
suatu kota yang banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang bersuku
tidak sama, perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab
tutur kata yang tidak sama, dan memandang suatu nilai orang.
2. Rawan terjadi bencana alam, karena
apabila imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka lahan
penghijauan pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga untuk
resapan air pun berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan juga
wabah penyakit.
3. Kesehatan menjadi harga yang lebih
mahal di dalam kota migrasi karena, makin banyak imigran yang datang dengan
membawa alat kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi
pun dimana-mana.
4. Area pemakanan yang berkurang karena
lahan yang seharusnya dijadikan tempat pemakanan, dijadikan fasilitas umum
seperti mall dan bangunan lainnya.
5. Lahan pekerjaan yang sempit karena
banyaknya orang yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi
sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang
area penjualannya sangat sempit.
h. 3 Jenis Struktur Penduduk
1. Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
2. Piramida Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.
Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.
3. Piramida Penduduk TuaBentuk piramida
penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat
dan tingkat kematian kecil sekali.
i.
Bentuk
Piramida Penduduk Stationer, Muda dan Tua
1. Piramida penduduk muda berbentuk
limas
Piramida ini menggambarkan jumlah
penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Jumlah angka
kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Contoh Negara
: India, Brazilia, Indonesia.
2. Piramida penduduk stasioner atau
tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah
penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat kematian rendah
dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh Negara
: Swedia, Belanda, Skandinavia.
3. Piramida penduduk tua berbentuk batu
nisan
Piramida bentuk ini menunjukkan
jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia
dewasa. Jika angka kelahiran jenis pria besar, maka suatu negara bisa
kekurangan penduduk. Contoh Negara : Jerman, Inggris, Belgia,
Prancis.
j.
Rasio
Ketergantungan
Rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan
dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio
Ketergantungan Tua. Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan
sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu
negara apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Semakin
tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang
harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency
ratioyang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi.
B. Kebudayaan Dan
Kepribadian
Pertumbuhan dan Perkembangan
Kebudayaan di Indonesia
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua,
baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam
Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah,
sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di
daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli
prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum
berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan,
menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung
Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai
ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah
mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi
dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka
mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat
alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang
masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson,
dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa
senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan
perunggu.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
1. Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu
mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara
kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke
indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan
lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya
kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut
hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya budaya yang
bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun
seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam
candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur,
Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
2. Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah
dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut
Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa.
Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad
ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik.
Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena
masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim
Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung
Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak
di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses
perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang
kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh
dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
C. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi
warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia
adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia
ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa
Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut
dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul
bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama,
dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku
berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh,
dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan itu penjelasan
UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang
kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada
sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam
penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju
kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru
kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
D. Pendapat Mahasiswa Mengenai
Masyarakat dan Kebudayaan
Menurut Saya manusia pada hakikatnya selain sebagai makhluk
individu juga merupakan makhluk sosial. Manusia tidak dilahirkan dalam keadaan
yang sama, baik dari segi fisik, psikologis, hingga lingkungan geografis,
sosiologis dan ekonomis. Dari perbedaan itulah muncul interdependensi yang
mendorong manusia untuk berhubungan dengan sesamanya sehingga membuat manusia
itu ingin selalu hidup berdampingan dengan orang lain. Hal inilah yang menimbulkan
tata cara, perilaku dan pola hidup yang dalam waktu lama akan menjadi kebiasaan
bersama (common habbit). Kemudian dari kebiasaan tersebut terciptalah
suatu kebudayaan.
Setiap kelompok
masyarakat memiliki kebudayaan yang mencirikan kehidupan sosial masyarakat
tersebut. Kebudayaan tersebut tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi
terbentuk dari kebiasaan-kebisaan masyarakat yang secara turun-temurun terus
berkembang sehingga terciptalah kebudayaan. Dari kebudayaan tersebut
terciptalah tujuh unsur kebudayaan universal yang menjadi simbol dari
kebudayaan secara universal. Kebudayaan memberikan petunjuk kepada masyarakat
tentang tradisi atau kebiasaan yang berlaku sehingga tradisi atau adat istiadat
yang ada di dalam masyarakat tersebut bisa dilaksanakan dengan tepat oleh
generasi selanjutnya karena kebudayaan berifat turun temurun.
Sumber
Nama : Rizal
Abdullah
NPM :
17113868
Kelas : 1KA07
Fak/Jur : FIKTI / Sistem Informasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar