Rabu, 11 Mei 2016

Laporan Ilmiah

      A. Laporan Ilmiah

Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.


      B. Unsur – Unsur Kerangka Laporan

Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Secara umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.

1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Bagian pembuka ini terdiri atas :
a. Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal,   kota penyusunan, dan tahun
b. Halaman pengesahan (jika perlu)
c. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
d. Halaman persembahan (jika perlu)
e. Prakata;
f. Daftar isi;
g. Daftar tabel (jika ada)
h. Daftar grafik (jika ada)
i. Daftar gambar (jika ada)
j. Abstak : uraian singkat tentang isi laporan

2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap. Bagian isi terdiri dari :

a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan Pendahuluan terdiri atas :
(1) Latar belakang
(2) Identitas masalah
(3) Pembatasan masalah
(4) Rumusan masalah
(5) Tujuan dan manfaat

b. Bab II  Kajian Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.

c. Bab III Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.

d. Bab IV Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

e. Bab V Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan

3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Daftar Lampiran
c. Indeks daftar istilah

      C. Manfaat Penyusunan Laporan

Manfaat yang diperoleh dalam kegiatan laporan, yaitu :
1) Sebagai dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan
2) Sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan
3) Untuk mengetahui perkembangan dan proses dalam peningkatan kegiatan
4) Untuk dapat memberikan sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.

Sedangkan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait yaitu :
1)      Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan yaitu dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian atau laporan selanjutnya.
2)      Bagi perusahaan
Memberikan informasi kepada perusahaan tentang laporan yang diteliti dan memberikan masukkan dalam laporan yang disampaikan oleh penulis.
3)      Bagi peneliti
Bagi peneliti ini diharapkan bermanfaat sebagai bentuk penerapan displin ilmu yang telah didapat selama mengikuti perkuliahan dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan khusus.
4)      Bagi pihak lain
Sebagai bahan acuan, pertimbangan, dan pilihan dalam laporan yang akan dipilih atau digunakan dalam ilmiah.

      D. Penyajian Lisan

Teknik presentasi merupakan suatu elemen pentig didalam melakukan presentasi. Teknik presentasi ditafsirkan dalam bermacam-macam penafsiran. Presentasi untuk bidang karya ilmiah, misalnya disampaikan dengan cara mendemonstrasikan hasil karya tersebut sehingga dipahami oleh audience. Akan tetapi, akhirnya berhasil disepakati bahwa bahasan tentang teknik (penyajian) presentasi dan media interaktif adalah cara seseorang menyajikan penjelasan terhadap data, uraian proses, maupun pembelajaran, baik disajikan di muka audience dengan bantuan alat peraga berupa slide show, program aplikasi yang menyajikan informasi interaktif yang dapat diakses secara personal, maupun presentasi dalam bentuk cetakan yang dibagikan kepada semua penerima informasi.
Untuk melakukan presentasi ilmiah yang menarik, sangatlah penting, apalagi dalam era teknologi informasi saat ini, presentasi ilmiah dengan multimedia sudah merupakan kebutuhan karena beberapa alasan. 
a. Presentasi akan menjadi menarik,
      b. Penyaji dapat menghemat waktu
      c. Penyaji dapat memberikan penekanan pada butir yang dikehendaki secara menarik
      d. Peserta langsung dapat mengkopi file presentasi jika diperlukan
      e. Penyaji sangat dienakkan denganhanya membawa bahan dalam flashdisk
      f. Bahan presentasi dapat dibuat sangat ringkas

Agar manfaat multimedia dapat dinikmati, presentasi ilmiah perlu dipersiapkan dengan baik. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menyiapkan bahan presentasi:
1. Tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas.
2. Atur butir-butir tersebut agar alur penyajian rutut dan runut (koheren dan kohesif)
3. Kerangka pikir perlu diungkapkan dan disajikan dalam bentuk diagram atau bagian alur untuk menunjukkan alur penalarannya.
4. Tuliskan semua dalam bingkai powerpoint dengan ukuran huruf dan gambar yang memadai.
5. Pilih rancangan slide yang cocok (pehatikan kontras warna)
6. Penayangan uji coba untuk memastikan bahwa semua bahan dalam slide terbaca oleh seluruh peseta yang berada dalam ruangan
7. Cetak bahan untuk dipakai sebagai pegangan peserta dalam penyajian.

Adapun teknik presentasi yang perlu diperhatikan.
1. Presentasi melalui SLIDE SHOW Menggunakan PowerPoint
Agar topik bahasan lebih terfokus, buku ini hanya akan membahas teknik melakukan persiapan suatu presentasi melalui slide show dengan bantuan program Microsoft Office PowerPoint. Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai sarana pembelajaran bagi yang belum mengenal cara penggunaan PowerPoint secara umum, namun lebih ditekankan untuk memberikan panduan lebih terarah pada bagaimana mempersiapkan materi presentasi, teknik penyajian dalam bentuk slide show, serta beberapa saran teknis mempersiapkan slide show dengan fasilitas yang ada pada PowerPoint agar diperoleh hasil yang maksimal.
2. Unsur-Unsur dalam Sebuah Presentasi
Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada di dalamnya:
a. Yang pertama dan mestinya yang paling utama adalah Presenternya, yaitu orang yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan audience.
     b. Yang kedua materi yang disampaikan, yaitu bahan yang ingin dikomunikasikan dengan audience sasarannya.
     c. Yang Ketiga adalah sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama adalah slide show yang disusun berdasarkan materi yang ingin disampaikan. Oleh karena fokus kita membicarakan teknik presentasi dengan Power- Point, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana Anda mengemas materi presentasi dalam bentuk slide show. Faktor berikutnya adalah peralatan untuk menyampaikan slide show tersebut meliputi LCD Projector, sound system (apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak).
      d. Yang keempat, tentu saja audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya, atau tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang dimaksud sebagai sasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaimana yang diinginkan.
3.  Presenter, Penyaji Informasi
Tidak semua orang mampu menyusun suatu paparan sehingga mudah diterima oleh pihak lain sekalipun orang tersebut sebenarnya sangat menguasai permasalahan yang akan dipresentasikan. Di Amerika sering dilakukan survey yang hasilnya dimuat di majalah- majalah yang menyatakan bahwa ketakutan nomor satu•) dari kebanyakan orang Amerika (dan ternyata juga merupakan tendensi kebanyakan orang di seluruh dunia) adalah ketika dia diminta untuk menjelaskan sesuatu di muka orang banyak (publik speaking). Cara yang efektif untuk mengurangi bahkan menghapus ketakutan tersebut ialah dengan mempelajari bagaimana teknik menyusun presentasi dengan baik sehingga bukan ketakutan lagi, melainkan kebanggaan ketika seseorang tampil di muka publik maupun di muka client dengan bahan presentasi yang bagus
4. Materi Presentasi
Materi yang akan dipresentasikan sebenarnya merupakan bobot yang paling menentukan, walaupun tidak semua orang pernah mengalami atau terdampar pada suatu situasi yang mau tidak mau harus ia hadapi seperti kedua contoh berikut ini. Jika materi presentasi yang akan dipaparkan di depan audience adalah masalah yang gawat. Seorang yang bertugas sebagai juru bicara harus menjelaskan shcema kebijaksanaan pembangunan jalan raya yang sangat vital, di mana harus dilakukan pembebasan tanah warga dengan pembayaran ganti rugi yang nilainya jauh di bawah keinginan warga. Warga sangat geram mendengar rencana ini. Presentasi ini diprediksi akan dihadiri oleh puluhan warga yang dalam keadaan emosi. Contoh yang kedua adalah materi presentasi pelatihan pembekalan yang akan diberikan kepada karyawan sehubungan dengan kenaikan jabatannya.
Wah, jelas bedanya seperti api dan air. Mudah-mudahan pembaca hanya akan menerima tugas untuk menyampaikan materi jenis yang kedua saja, atau setidaknya yang berada di antara kedua contoh di atas. Kalau Anda seorang pengajar atau dosen yang akan menyusun presentasi bahan pelajaran, mestinya unsur materi dalam presentasi ini bukan menjadi masalah yang perlu dibahas lebih jauh lagi. Namun, Anda masih harus mempelajari unsur lainnya.
5. Slide Show Itu Sendiri
Bagaimana sebuah slide show mampu memegang peranan dalam sebuah presentasi, mungkin di sinilah topik yang ingin disampaikan dalam buku ini. Sementara unsur-unsur lain adalah pertimbangan- pertimbangan yang harus dipersiapkan dan diperhitungkan. Yang perlu Anda ingat bahwa sebuah presentasi berupa slide show bisa berdiri sendiri dalam suatu stand pameran, atau sarana iklan maupun informasi di tempat-tempat umum tanda kehadiran seorang presenter. Di sini jelas kekuatan daya tarik dari materi danteknik penyajian slide show tersebut yang paling utama dan paling menentukan.
6. Audience yang Menjadi Sasaran Informasi
Audience, hadirin, atau penonton seringkali dianggap sebagai unsur pasif dari sebuah acara presentasi. Namun, sejujurnya reaksi dari audience ketika mengikuti suatu presentasi dapat memperlihatkan berhasil atau tidaknya presentasi itu. Tidak dapat dipungkiri bahwa audience di kalangan orang kita ini adalah tipe hadirin yang cool. Sekalipun presentasi yang dilakukan amat buruk kualitasnya, setidaknya mereka jarang yang protes. Reaksi dari audience yang bisa ditangkap adalah apakah pandangan mata mereka “terhanyut” dalam mengikuti slide dan uraian presenter, atau sebaliknya mereka hanya mendengar suara presenter tanpa memandang ke layar? Hal ini bisa terjadi bila tampilan slide amat buruk dan ”menyiksa” mata audience. Yang lebih buruk lagi apabila selama presentasi audience bercakap-cakap satu sama lain, maka ketiga elemen di atas gagal membangun keberhasilan presentasi. Pernahkah Anda melakukan presentasi kemudian setelah selesai audience mengerumuni Anda seolah-olah masih kurang puas (maksudnya masih ingin nambah lagi informasi dari Anda) dan mereka minta izin untuk meng-copy file slide presentasi Anda ke flash disk mereka. Seharusnya Anda boleh merasa bangga karena itu adalah sebagian dari indikasi bahwa presentasi yang Anda bawakan berhasil.
Jadi, jangan sepelekan audience Anda karena merekalah target Anda. Audience Andalah tolak ukur keberhasilan Anda dalam menyampaikan presentasi dan mempersiapkan ketiga unsur lainnya. Bisa jadi, kondisi tadi menggambarkan presentasi Anda sulit dicerna oleh audience sehingga mereka merasa perlu membaca ulang slide presentasi Anda dan menjabarkan sendiri dengan cara mereka sendiri.
Selain itu, dibawah ini terdapat berbagai tips menjadi seorang presenter super dalam presentasi ilmiah. (Susi Sundiasih, 2009 dari http://andaniharduning.blogspot.com/)
a. Antusias, menampilkan semangat hidup diri
b. Berwibawa, menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu
c. Positif, melihat peluang dalam setiap saat
d. Supel, mudah menjalin hubungan dengan peserta
e. Humoris, berhati lapang, tetap mengikuti irama
f. Kreatif, menemukan banyak cara
g. Fasih, berkomunikasi dengan jelas, fasih dan benar
h. Tulus, memiliki niat dan motivasi positif
i. Interaktif, hubungan pembicara peserta hidup
j. Mampu memotivasi, mengairahkan pendengar, membangun harapan



Daftar Pustaka





Tidak ada komentar:

Posting Komentar