Investasi Bodong Dengan Modus Laba Tinggi
Kabar tidak sedap menguap dari koperasi
langit biru. Investasi dengan iming-iming hasil tinggi (return) kepada para
investor berakhir dengan kerugian dan penipuan. Diperkirakan dana nasabah
yang digarong mencapai Rp 9 triliun dari 120.000 nasabah. Suatu penipuan
yang cukup fantastis, begitu banyak orang yang mudah terkecoh. Niat awal
nasabah ingin meraup untung, justru berakhir buntung.
Bukan kali ini
saja berita semacam ini santer terdengar, namun sudah berkali-kali. Ambil
contoh investasi Qurnia Subur Alam Raya pada thaun 2002. Investasi ini
juga menjanjikan imbal hasil tinggi sampai 10% per bulan dari nilai investasi.
Investasi Add Farm (mirip dengan model investasi QSAR) tahun 2003 yang
menjanjikan imbal hasil 44%per tahun dengan total kerugian investasi sebesar Rp
544 miliar.
Selain beberapa
investasi bodong di atas, ada juga banyak investasi bodong lainnya yang tidak
sempat tercium oleh media. Salah satunya terjadi di daerah saya, di desa Lubuk
Ampolu, Kecamatan Lumut, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Selain di daerah
saya, ia juga menawarkan investasi yang sama di beberapa desa sekitar.
Ceritanya
bermula pada tahun 2008 silam, ada orang yang menawarkan investasi
serupa. Ia menjanjikan imbal hasil tinggi kepada masyarakat desa.
Persyaratannya pun sangat mudah, nasabah cukup menyetor uang dan namanya
dicatat di pembukuan. Kemudian, tiap bulan, nasabah akan mendapat bunga
di atas 20% dari investasi. Sungguh mengiurkan tentunya.
Dengan
keuntungan yang menjanjikan ini, masyarakat desa berbondong-bondong menaruh
duit sebagai investasi. Pengelola investasi bodong ini bilang, bos-nya, pemilik
usaha tersebut, memutar uang milik nasabah untuk bisnis kopi, obat-obatan, dan
dagang sapi di daerah Padang Sidempuan.
Ia berusaha
meyakinkan nasabah dengan berdalih bawah uang mereka akan lekas menghasilkan
keuntungan yang berlipat-lipat. Hal itu juga terbukti, sebab para nasabah
yang sudah terlebih dahulu menanamkan investasi telah meraup banyak keuntungan.
Bahkan ada yang memilih tidak mengambil fulus tersebut tapi menanamkannya lagi
supaya nilai keuntungannya semakin berlipat.
Hal itu juga
dimungkinkan. Sebab tidak ada pembatasan. Bahkan nasabah dibujuk agar tidak
mengambil keuntungan mereka supaya penghasilannya semakin berlipat saja tiap
bulan. Tentu saja modus ini hanya mengulur-ngulur waktu saja, sebelum si
pemilik bisnis ini kabur.
Untuk mengelabui
nasabah, ia menjual aneka produk seperti kopi, obat-obatan yang menurutnya
sebagai salah satu lahan perputaran bisnis uang yang diinvestasikan tersebut.
Selain itu, ia juga membeli rumah di desa dan memboyong keluarganya di situ. Ia
membujuk dua sampai tiga orang asal desa tersebut untuk menjadi pihak pemasaran
dan promosi ke tiap-tiap orang.
Dengan strategi
ini, ia berhasil meraup duit masyarakat dalam jumlah ratusan juta rupiah.
Bahkan ada orang yang memilih menjual kebun miliknya dan menaruh uangnya di
investasi itu. Akibatnya, hanya berselang satu tahun pascaberoperasi, si agen
tadi menghilang. Masyarakat pun pada panik dan mereka baru sadar mereka
tertipu. Anehnya, dari awal sudah ada beberapa orang yang curiga terkait
investasi ini, tapi mereka melakukannya juga karena memperkirakan uang mereka sempat
kembali dan bahkan bisa memetik untung sebelum si agen kabur.
Kala itu,
saya sempat mendatangi si agen dan menanyakan investasi yang dia tawarkan. Ia
pun mengarang banyak cerita dan mengatakan bisnis milik bos-nya itu diputar
hingga ke Jakarta. Bahkan ia meminta nomor telepon seluler saya untuk
meyakinkan bahwa ia sering ke Jakarta untuk memutar bisnis milik bos-nya
itu. Nanti kalau ia ke Jakarta lagi, ia akan menelpon saya dan memperkenalkan
bisnis milik bos-nya yang sudah beroperasi. Namun, sampai ia kabur, tak pernah
ada kontak sama sekali.
Saya juga
menyaksikan sendiri ketika ada seorang warga menanamkan investasi sebesar Rp 5
juta untuk investasi bodong tersebut. Si agen menulis di buku catatan dan tanpa
memberikan kuitansi sebagai bentuk tanda terima. Modalnya cuma
kepercayaan. Sesuatu yang tidak rasional memang. Tapi karena setiap orang
sudah kepincut dengan laba tinggi, mereka akhirnya kehilangan rasionalitas dan
kemudian tertipu.
Berdasarkan
pengalaman tersebut, dari beberapa investasi bodong yang selama ini beroperasi,
ada beberapa hal yang menjadi ciri investasi bodong ini. Pertama, mereka
menawarkan investasi dengan bunga yang cukup tinggi, bahkan di luar
rasionalitas. Kedua, mereka tidak bisa membuktikan bisnis yang mereka geluti,
tapi cuma bisa menjelaskan. Kalau berhadapan dengan orang yang jeli, pasti
kebohongan mereka mudah dibongkar. Sebab mereka tidak bisa menjelaskan secara
detail, hitung-hitungan perputaran bisnis yang mereka janjikan.
Ketiga, umumnya
mereka meminta uang disetor secara tunai, tanpa melalui bank. Hal itu dilakukan
untuk menghilangkan jejak penipuan yang mereka lakukan, sebab tidak tercatat di
lembaga resmi. Keempat, mereka tidak mendapat izin resmi dari pemerintah.
Meskipun terkadang mereka mengatakan telah mengantongi izin resmi.
Maka
berhati-hatilah. Jangan mudah kepincut investasi bodong macam ini. Jauh lebih
baik, jika menelusuri jejak pihak yang menawarkan investasi tersebut terlebih
dahulu. Lakukanlah riset kecil-kecilan, telusuri dananya kemana, dan lihat sendiri
bisnis apa yang dijalankannya.
Jika menggunakan
nama-nama perusahaan yang sudah terkenal, telusuri hubungannya dengan
perusahaan tersebut, sebab, bisa saja ia memakai nama usaha tersebut untuk
mengelabui calon korbannya. Ingat, sesuatu yang untungnya besar besar,
risikonya juga besar. Jadi jangan mudah kepincut penghasilan instan yang
tidak rasional.
Referensi :
kalo bicara keuntungan memang lebih banyak di ranah emosi drpd logika blm ditambah dgn sikap kurang mau bekerja keras, itulah knp investasi bodong tdk pernah surut
BalasHapus